Fitrah Manusia sebagai Modal Kesalehan Individual
Abstract
Diskursus tetang fitrah manusia yang didasarakan pada teks ayat al qur’an maupun hadis telah memunculkan banyaknya perbedaan pendapat dalam dua hal utama, Pertama mengenai interpretasi terhadap hadis yang memposisikan berlawanan antara fitrah dengan agama non Islam khususnya agama yahudi, nasrani dan majusi, bukan Islam berlawanan dengan agama lain. Dalam hal ini orang tua menjadi penentu terhadap keberislaman seorang anak. Kedua, interpretasi terhadap teks al qur’an surat Al A’raf ayat 172 tentang pengambilan kesaksian mengenai eksisntensi Tuhan terhadap jiwa manusia masa praeksistensial (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi" dimana manusia belum mempunyai kesadaran rasional, maka dengan kesadaran fitriahnya, calon manusia telah maengakui dan meyakini bahwa Allah adalah tuhannya. esadaran fitriah inilah akan menjadi modal kesalehan individual menuju kesalehan social
Key word: Fitrah manusia dan kesalehan individua